*Pekan PASKAH V, Rabu, 22 Mei 2025*
*Sumber Inspirasi:*
¤ Kisah Para Rasul 15:7-21
¤ Yohanes 15:9-11
*KASIH YANG MELAMPAUI*
DALAM hidup ini, tak semua hal berada dalam kendali kita. Ada kondisi, kenyataan, dan peristiwa yang datang tanpa kita minta, dan tak bisa kita ubah. Namun, disaat seperti itulah, kita dihadapkan pada pilihan: menyerah pada keadaan atau bertumbuh karenanya. Ketidakmampuan mengubah situasi sering kali adalah undangan untuk mengasah ketangguhan.
Perikop Injil hari ini (Yohanes 15:9-11) berisi pernyataan Yesus kepada para murid-Nya, bahwa Ia mengasihi mereka. *”Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.” (ay. 9).* Yesus mengajarkan sebuah penghayatan cinta yang melampaui kebencian dan permusuhan. Yesus berkata: *”Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal dalam kasih-Nya.” (ay. 10).* Dalam kategori cinta ini, musuh ditiadakan. Yang ada hanyalah sesama yang tetap dikasihi, walaupun perbuatannya buruk.
Patokan cinta yang melampaui ini adalah Allah Bapa sendiri yang mengasihi semua manusia, yang memberikan matahari bagi orang jahat dan orang baik, memberikan hujan bagi orang benar dan tidak benar. Jika Allah Bapa mengasihi tanpa pamrih dan melampaui seperti itu, maka para murid Kristus juga hendaknya mengasihi demikian. Yesus sendiri memberikan contoh dari diri-Nya sendiri.
Yesus mengajar para murid-Nya untuk mempraktekkan kasih yang melampaui. Yesus membuat perbandingan antara hukum lama dan hukum baru. Antara hukum Taurat dan hukum Cinta Kasih. Apa yang tertulis dalam hukum Taurat, dibaharui dan disempurnakan Yesus dengan hukum Cinta Kasih yang melampaui.
Hidup dan karya-Nya mencerminkan cinta yang berkorban. Semua yang dikatakan dan diperbuat-Nya merupakan implementasi dari hukum Cinta Kasih yang melampaui. Peristiwa salib adalah contoh paling nyata dari cinta yang berkorban itu. Di atas kayu salib, Yesus berdoa bagi mereka yang menganiaya dan membunuh-Nya. Yesus mengasihi mereka dan berdoa untuk keselamatan mereka dengan memohon pengampunan dari Bapa.
Ajaran Yesus memang sangat radikal dan sulit diterima manusia pada umumnya. Tetapi bagi manusia Kristiani yang percaya kepada-Nya, itulah jalan hidup yang mesti diterima dan dihayati dengan sukacita. Itulah jalan Injili yang membawa manusia beriman kepada keselamatan. Mau tak mau, suka tak suka, seorang murid Kristus terus-menerus belajar mengasihi yang melampaui.
Cinta kasih yang melampaui itu membuat orang beriman mampu mengatasi dendam, kebencian dan kemarahan. Cinta kasih membuatnya mampu mengolah semua energi negatif dalam diri menjadi energi positif yang membawa damai, sukacita, persaudaraan.
*Lalu, bagaimana dengan kita?*
Menjadi murid Kristus berarti menghayati hidup Kristus. Artinya, cara berpikir Yesus, cara bertutur dan cara bertindak-Nya menjadi cara berpikir, cara bertutur dan cara bertindak kita. Dengan demikian, kita akan mampu mengasihi sesama dengan benar sesuai kehendak-Nya. Itulah mengasihi yang melampaui. Itulah hukum Cinta Kasih yang melampaui. Kiranya, semua murid Kristus masa kini terinspirasi selalu untuk terus-menerus mengolah diri dan menyelaraskan diri dengan Yesus. Marilah kita menjadi manusia kasih, kapanpun, di manapun, dan dalam keadaan apapun. Kasih Kristus mengalahkan segala-galanya.
*GOD bless you.🙏*
*@Dami Tiala*
Umat Lingk. Ratu Kenyo
*Ev. Gereja Paroki Santo Petrus & Paulus BABADAN Wedomartani, Sleman – DIY.*